Infoberitadunia.com – Fenomena anak muda harus menjalani cuci darah semakin menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Kondisi ini menarik perhatian, mengingat cuci darah biasanya lebih umum terjadi pada kelompok usia dewasa atau lanjut usia. Namun, tren ini kini bergeser ke kalangan remaja dan generasi muda.
Mengapa Semakin Banyak Anak Muda Harus Cuci Darah?
Menurut dr. Tirta, peningkatan kasus cuci darah di usia muda dipengaruhi oleh pola hidup yang tidak sehat, terutama terkait dengan kebiasaan makan dan minum. Salah satu penyebab utamanya adalah konsumsi minuman manis yang tinggi gula.
“Minuman manis, terutama jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang, bisa merusak fungsi ginjal,” ungkap dr. Tirta.
Cuci darah dibutuhkan ketika ginjal tidak lagi mampu berfungsi optimal. Ginjal yang rusak akibat pola makan tidak sehat, seperti konsumsi gula berlebihan, bisa menyebabkan penyakit seperti obesitas dan diabetes. Kedua kondisi ini, menurut dr. Tirta, mempercepat kerusakan ginjal, sehingga tubuh memerlukan bantuan prosedur cuci darah untuk menyaring racun yang tidak dapat dibuang oleh ginjal yang sudah rusak.
“Pola hidup sangat berpengaruh. Banyak anak muda yang tidak mengontrol apa yang mereka konsumsi, padahal ginjal bekerja keras untuk menyaring racun dari tubuh,” tambahnya dalam wawancara di kanal YouTube HAS Creative, Senin (7/10/2024).
Faktor-Faktor Lain yang Memperburuk Kondisi Ginjal
Selain kebiasaan mengonsumsi minuman manis, dr. Tirta juga menyoroti gaya hidup tidak aktif, konsumsi makanan tinggi garam, dan kurangnya olahraga sebagai pemicu utama kerusakan ginjal. Semua faktor ini, bila tidak diatasi, dapat mempercepat kebutuhan untuk menjalani cuci darah di usia muda.
Untuk mencegah masalah serius di masa mendatang, dr. Tirta menyarankan agar anak muda mulai merubah pola hidup mereka. “Perbanyak minum air putih, konsumsi makanan sehat, dan batasi asupan gula sejak sekarang,” sarannya.
Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal sejak dini sangatlah penting. Mengingat tren peningkatan kasus cuci darah di kalangan anak muda, perubahan pola hidup menjadi kunci utama untuk mencegah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal.