Pengusaha di Surabaya Suruh Siswa SMA Berlutut dan Menggonggong
Surabaya digemparkan dengan video viral yang memperlihatkan seorang pengusaha beradu mulut dengan siswa SMA Gloria 2 Surabaya. Dalam video yang beredar luas di media sosial, pria yang diidentifikasi sebagai Ivan memaksa seorang siswa berlutut sambil menggonggong seperti anjing. Aksi ini disaksikan banyak orang dan memicu keramaian di lokasi kejadian.
Dikutip dari akun X (Twitter) @PaltiWest2024, video tersebut memperlihatkan pria berkaus putih lengan pendek tampak emosi dan memerintah siswa SMA itu dengan nada tinggi. “Minta maaf! Sujud!” teriak Ivan dengan nada memaksa.
Tak cukup dengan itu, ia kemudian berteriak lagi, “Menggonggong… menggonggong!” yang sontak membuat suasana semakin tegang.
Di tengah suasana yang memanas, terdengar suara perekam yang mencoba menenangkan situasi, menyarankan siswa tersebut untuk mengikuti perintah agar masalah segera selesai.
Namun, ketika siswa tersebut hampir menuruti, pria berbaju biru yang diduga orangtuanya mencoba menghentikannya. Sayangnya, niat baik tersebut justru memicu cekcok lebih lanjut dengan Ivan.
“Janganlah, Pak. Maaflah… jangan begitu. Memang anak kita salah,” ujar pria berbaju biru itu, berusaha meredakan situasi.
Namun, bukan hanya Ivan yang terlibat. Sejumlah orang yang diduga rekan-rekannya terlihat menghalangi orangtua siswa agar tidak mendekat, memperburuk suasana di lokasi kejadian. Insiden ini diduga berawal dari ketidaksenangan orangtua siswa karena anaknya diejek.
Video tersebut langsung viral dan menuai berbagai reaksi dari warganet di X. Banyak yang mengecam tindakan Ivan, bahkan menyerukan penindakan hukum atas tindakan intimidasi tersebut.
“Ini bisa kan UU Tindak Pidana Anak,” tulis akun @Lubi****, menyoroti kemungkinan pelanggaran terhadap hak-hak anak.
“Perlu di kasih pelajaran tuh orang… asu!” tulis akun @yans****, dengan nada marah.
Bahkan, ada yang mempertanyakan apakah tindakan seperti ini akan terus meningkat jika tidak segera ditangani secara tegas. “Gimana kalau PIK sudah resmi jadi ‘negara’? Bakalan makin besar kepala golongan mereka. Apalagi merasa dibackup sama petugas,” komentar @oppo**** dengan nada sinis.
Di sisi lain, beberapa warganet juga menyuarakan empati terhadap sang orangtua. “Kasian wibawa Bapaknya di depan anaknya. Kalau saya, pasti saya tidak tinggal diam,” ujar @hima***.
Meski video tersebut memicu kemarahan publik, kedua belah pihak dikabarkan telah sepakat untuk berdamai. Namun, meskipun permasalahan telah diselesaikan secara kekeluargaan, proses hukum tetap akan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kejadian ini menjadi sorotan di media sosial dan kembali membuka diskusi mengenai pentingnya pendidikan karakter, etika, serta perlindungan anak di Indonesia.