oleh

Apakah Mengeluarkan Pelaku Bullying dari Sekolah Sudah Cukup Efektif? Simak Pendapat Ahli

-Viral-66 Dilihat

Infoberitadunia.com – Kasus Perundungan di Sekolah yang Berujung Tragis, Kasus bullying di lingkungan sekolah kembali memakan korban jiwa. Di Subang, Jawa Barat, seorang siswa kelas 3 SD berinisial ARO (9) meninggal dunia setelah mengalami koma akibat dugaan kekerasan fisik dari kakak kelasnya. Insiden ini menjadi perhatian serius karena terjadi di dunia pendidikan, tempat yang seharusnya aman bagi anak-anak.

Korban dilaporkan mengalami kekerasan berupa pemukulan, benturan kepala ke tembok, hingga tendangan yang menyebabkan kondisinya memburuk. Setelah mendapatkan perawatan intensif selama tiga hari di ICU RSUD Subang, nyawa korban akhirnya tidak dapat diselamatkan.

Apakah Mengeluarkan Pelaku Bullying Sudah Memberikan Efek Jera?
Tindakan tegas terhadap pelaku bullying sering kali diambil oleh sekolah, salah satunya dengan mengeluarkan pelaku dari lingkungan sekolah. Namun, apakah langkah ini cukup untuk memberikan efek jera?

Menurut Psikolog Klinis Meity Arianty, mengeluarkan pelaku dari sekolah saja tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh. “Tindakan tersebut hanya layak dilakukan jika siswa benar-benar tidak dapat dididik lagi dan orang tua sulit diajak bekerja sama,” ujar Meity dalam wawancara dengan MNC Portal pada Selasa (26/11/2024).

Pendekatan yang Tepat untuk Pelaku Bullying
Jika orang tua pelaku masih mau bekerja sama dan pelaku tetap berada di bawah tanggung jawab sekolah, maka langkah terbaik adalah memberikan pengarahan serta pendampingan khusus.

“Pelaku perlu mendapatkan psikoedukasi, konseling, atau terapi untuk mengubah perilakunya,” jelas Meity. Selain itu, sekolah perlu mencari tahu penyebab di balik tindakan bullying yang dilakukan oleh pelaku. Pendekatan ini bertujuan membantu pelaku memahami dampak negatif dari tindakannya.

Mendidik Pelaku untuk Mencegah Perundungan di Masa Depan
Menurut Meity, penting bagi sekolah untuk mengajarkan dampak dan konsekuensi dari bullying secara mendalam. Pelaku perlu memahami kerugian yang ditimbulkan bagi korban serta konsekuensi yang akan mereka hadapi sebagai pelaku.

“Berikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kondisi korban bullying serta konsekuensi hukum dan sosial yang akan mereka terima. Dengan begitu, pelaku diharapkan bisa sadar dan tidak mengulangi perbuatannya,” tutup Meity.

Kesimpulan
Kasus bullying di sekolah adalah peringatan bagi semua pihak, terutama institusi pendidikan dan keluarga. Mengeluarkan pelaku dari sekolah tidak boleh menjadi solusi tunggal. Pendekatan yang lebih komprehensif, seperti konseling dan psikoedukasi, sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.