infoberitadunia– Dali Wassink meninggal dunia usai terlibat kecelakaan tunggal di Sunset Road, Bali. Dali disebut kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan. Ini pelajaran pentingnya.
Yitta Dali Wassink mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan dirinya meninggal dunia. Kecelakaan itu diduga dialami Dali lantaran dirinya kehilangan kendali saat menunggangi motor Kawasaki berpelat DK 5555 KSW
“Dari keterangan saksi-saksi dan olah TKP untuk sementara kecelakaan ini terjadi karena out of control laka tunggal yang menyebabkan korban meninggal dunia,”
Setelah kehilangan kendali, motor itu oleng ke kanan menabrak pembatas jalan. Adapun saat kejadian, polisi mengatakan kondisi jalan tengah sepi dan tak ada hambatan.
“Karakteristik jalan tersebut, jalan lurus ya. Kebetulan laka terjadi pada pukul 02.00 dini hari. Kondisi jalan menurut keterangan saksi sepi tanpa ada hambatan apapun,” urainya lagi.
Polisi juga sudah melakukan olah TKP. Namun, di sekitar lokasi kecelakaan tidak ditemukan CCTV. Jejak pengereman pun tidak ada. Sementara itu, kondisi kendaraan juga tidak rusak berat melainkan hanya terdapat goresan di sisi kanan. Polisi juga masih melakukan penyelidikan mendalam apa yang membuat Dali Wassink hilang kendali atas motornya.
“Berarti memang pada sebelum terjadi kecelakaan mungkin korban tidak melakukan pengereman. Untuk microsleeping ini masih kita lakukan penyidikan ya, apakah akibat dari microsleeping atau karena faktor lainnya,” kata I Made Teja Dwi Permana dilansir detikHot.
Adapun dari kacamata keselamatan berkendara, kehilangan kendali di atas motor bisa disebabkan oleh beberapa hal. Direktur Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan setidaknya lima hal yang menyebabkan pengemudi kehilangan kendali atas kendaraannya baik dari sisi teknis dan hal lainnya.
“Bisa macam-macam, misal ban yang tekanan anginnya tidak sesuai, tapak bannya tidak sesuai, suspensi yang sudah tidak prima, kondisi lintasan yang licin, rem yang agresif sehingga ngeblok, dan faktor emosi pengendara yang tidak terkontrol dan maunya ngegas doang,”
Untuk itu, sebelum melakukan perjalanan ada baiknya memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi prima. Tekanan ban harus diisi sesuai dengan anjuran. Kecepatan juga harus disesuaikan dengan kondisi jalan. Terpenting, untuk senantiasa menahan emosi saat berkendara agar mental tetap stabil.
“Salah satu dan yang paling dominan yang menjadi distraksi dalam berkendara adalah bagaimana pengemudi mampu menjaga faktor emosi. Yang kita tahu, bahwa motor besar itu liar dan harus dikemudikan oleh orang yang secara mental sudah stabil,” pungkas Sony.