oleh

Kisah Byron Moreno, Wasit Paling Kontroversial di Piala Dunia 2002

Infoberitadunia- Piala Dunia 2002 yang diselenggarakan di Korea Selatan dan Jepang tak hanya melahirkan banyak cerita menarik, tetapi juga melahirkan kontroversi. Terutama laga 16 besar saat tuan rumah Korea Selatan berhadapan dengan Italia, kepemimpinan wasit Byron Moreno menimbulkan polemik di laga itu.

Dalam pertandingan Korea Selatan melawan Italia, Byron Moreno tak butuh waktu lama memberikan keputusan kontroversinya. Pada menit ke-3, wasit asal Ekuador itu memberi tuan rumah hadiah penalti tanpa pelanggaran yang jelas penyebabnya. Namun, Korea tidak bisa mengkonversinya menjadi gol karena Gianluigi Buffon mampu menggagalkan sepakan Ahn Jung-hwan.

Tidak berhenti di situ, Moreno kembali membuat berbagai keputusan yang membuat Italia rugi. Berbagai pelanggaran keras yang dilakukan oleh para pemain Korea Selatan seolah dibiarkan begitu saja oleh sang wasit.

Hingga puncaknya adalah ketika Moreno mengambil keputusan untuk memberikan kartu kuning kedua yang berujung kartu merah kepada Francesco Totti pada menit ke-103. Saat itu, Totti dianggap diving di dalam kotak penalti Korea padahal pemain AS Roma benar-benar dilanggar keras oleh Kim Tae-Young dan seharusnya berbuah penalti.

Membuat Italia Tersingkir

Berkat sederet keputusan kontroversinya, Korea Selatan berhasil mengalahkan Italia dengan skor tipis 2-1 lewat gol emas dari Ahn Jung-hwan. Di samping itu, Gli Azzurri tidak tampil dengan standar yang memukau.

Namun performa Italia yang buruk dalam hal pertahanan saat itu mulai dilupakan oleh dunia. Yang teringat hanyalah kontroversi Moreno yang memberikan kartu merah kepada Totti dan sejumlah keputusan aneh lainnya.

Giovanni Trapattoni pelatih timnas Italia kala itu, begitu kesal dengan kepemimpinan seorang Byron Moreno.

“(Kekalahan) Itu karena apa yang terjadi di Piala Dunia 2002 berasal dari wasit dan bukan lawan kami, Kamu mengharapkan perilaku super dari wasit, tetapi dia melakukan ketidakadilan yang besar dan melukai seluruh Italia,” ucap Trap saat dilansir dari La Repubblica.

Disanksi FIFA

Tak hanya di ajang Piala Dunia 2002 saja Moreno membuat keputusan kontroversial, ia juga membuat hal serupa saat memimpin laga Barcelona De Guayaquil VS Deportivo Liga De Quito di Liga Ekuador.

Dalam pertandingan tersebut, Moreno membuat keputusan kontroversi dengan memberi tambahan waktu sebanyak 13 menit. Padahal kesepakatan dengan wasit ofisial tambahan waktu hanya enam menit, lalu gol tambahan yang dicetak Deportivo Liga De Quito di menit ke-98 dan 101, malah ditulis oleh Moreno dalam laporannya di menit 89 dan 90.

Akibatnya, komite wasit Ekuador menghukumnya dengan tidak boleh memimpin dalam 20 pertandingan. Atas semua kontroversi tersebut, FIFA memutuskan mencoretnya untuk tidak lagi menjadi wasit internasional.

Terjerat Kasus Narkotika

Beberapa tahun berselang, Moreno terjerat hukum karena kasus obat-obatan terlarang. Ia pun juga akhirnya ditangkap polisi dengan tuduhan membawa obat terlarang jenis heroin.

Moreno ditangkap kala berada di Bandara John F. Kennedy, New York, dengan barang bukti berupa heroin seberat 6 kg. Dalam kasus ini, ia pun juga mendapatkan tuduhan sebagai pelaku peredaran narkoba. Kabarnya juga ia telah menggunakan narkoba sejak berlangsungnya Piala Dunia.

Byron Moreno Menyesal

Moreno mengenang pertandingan antara Korea Selatan melawan Italia di Piala Dunia 2002 lewat La Gazzetta dello Sport selang 20 tahun kemudian. Moreno mengakui dia sudah membuat kesalahan.

Pria asal Ekuador itu seharusnya memberikan kartu merah kepada Hwang Sun-hong yang menekel keras Gianluca Zambrotta pada menit ke-72. Akibat terjangan itu, Zambrotta mengalami cedera dan tak bisa melanjutkan pertandingan.

“Hwang Sun-hong menebas Gianluca Zambrotta pada menit ke-72 dan dia terpaksa ditarik keluar karena cedera. Itulah satu-satunya situasi yang membuat saya merenung selama bertahun-tahun. Andai bisa kembali, saya akan memberikan kartu merah kepada pemain Korea itu,” kata Moreno.

“Saya hanya manusia. Saya salah menilai intensitas tekel saat itu. Yang bisa Anda yakini adalah bahwa saya tidak pernah ingin mendukung atau melawan tim tertentu,” sambungnya.