Infoberitadunia – Ratusan pengusaha dan pengepul susu sapi, serta peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah, menggelar aksi stop impor susu. Akibat kebijakan tersebut, sekitar 30-50 ton liter susu di Boyolali harus terbuang per harinya pada sepekan terakhir.
Aksi memprotes kebijakan pemerintah pusat mengimpor susu diawali dari kompleks Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali.
Setelah melakukan long march ke sejumlah ruas jalan utama, aksi protes impor susu dipusatkan di Monumen Susu Tumpah Boyolali. Bentuk protes sempat diwarnai aksi satir “mandi susu” sejumlah peserta aksi.
Sebagai bentuk aksi protes lain, peserta aksi juga melakukan aksi simpatik membagi-bagikan susu segar gratis kepada warga. Aksi protes terakhir dilaksanakan dengan cara membuang susu segar secara beramai-ramai ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Winong Boyolali.
Aksi ini dilakukan karena ribuan liter susu segar tidak terserap oleh Industri Pengolahan Susu (IPS). Pihak IPS beralasan, pembatasan kuota pembelian berlaku pasca kebijakan impor susu yang dilakukan pemerintah pusat.
Akibat pembatasan pembelian oleh sejumlah IPS tersebut, produksi susu sapi di Boyolali benar-benar terpuruk. Sekitar 30-50 ton liter susu segar harus terbuang sia-sia setiap harinya hampir sepekan terakhir. Kerugian mencapai Rp240-400 juta per hari, dengan asumsi harga susu segar Rp8.000 per liter.
Koordinator aksi, Sriyono mengaku tak tahu sampai kapan aksi buang-buang susu ini akan berlangsung. Dirinya sangat menyayangkan setiap harinya hampir 50 ton liter susu mesti terbuang karena tidak laku dijual. Pemerintah diharap segera turun tangan dan mengambil sikap menyelesaikan persoalan ini.
“Kita menunggu respons pemerintah pusat,” tegas Sriyono.