oleh

Sejarah 5 Orang Meninggal yang di Pantai Ngliyep Tahun 1992

-Blog, kecelakaan-211 Dilihat

 

infoberitadunia– Pantai Ngliyep, Malang, Jawa Timur menjadi saksi tragedi yang memilukan.

5 anggota aliran bela diri pernapasan Kateda dari Yayasan Enesty Sport (YES) hilang meninggal dunia ditelan ombak saat berlatih di laut pantai selatan.

Insiden hanyut ini membuka kembali sejarah tragis yang melibatkan kateda Lionel Henry Nasution.
Ia adalah seorang guru besar aliran bela diri, yang pernah menjadi sorotan polisi Inggris tiga tahun sebelumnya.

Sejarah 5 Orang Meninggal di Pantai Ngliyep 1992

Kelompok Kateda yang terdiri dari anggota YES sedang mengadakan latihan rutin di Pantai Ngliyep.
Meskipun pantai ini dikenal dengan ombaknya yang kuat, mereka tetap melanjutkan latihan di laut.

Saat latihan berlangsung, ombak besar tiba-tiba datang dan menyeret lima anggota ke tengah laut.
Upaya penyelamatan oleh tim SAR dan nelayan setempat tidak berhasil menyelamatkan nyawa mereka.

Kelima orang Kateda dinyatakan hilang dan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa beberapa jam setelah kejadian.

Siapa itu Lionel Henry Nasution

Lionel Henry Nasution, 40 tahun, adalah sosok yang dikenal sebagai guru besar aliran bela diri Kateda dengan cabang di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.

Ia adalah pendiri Yayasan Enesty Sport yang berfokus pada pengajaran bela diri dan teknik pernapasan Kateda.
Akan tetapi, nama Lionel Henri tidak ternyata hanya dikenal di Indonesia.

ia menjadi buronan polisi Inggris atas dugaan pelanggaran hukum di negara tersebut.
Polisi Inggris menyatakan bahwa Lionel telah melakukan beberapa kesalahan.
Hingga membuatnya di mintai pertanggungjawaban atas insiden hilangnya lima anggota Kateda di Pantai Ngliyep.

Beberapa kesalahan yang di sorot antara lain:

1. Kurangnya Pengawasan dan Pengamanan

Lionel di tuduh lalai dalam menyediakan pengawasan dan pengamanan yang memadai saat latihan di pantai yang di kenal berbahaya.
Meskipun ada peringatan tentang bahaya ombak besar, latihan tetap di lanjutkan tanpa pengamanan yang memadai.

2. Pengabaian Tanda Bahaya

Meski sudah ada tanda peringatan bahaya di Pantai Ngliyep, kelompok Kateda tetap melanjutkan latihan di laut.
Lionel di anggap bertanggung jawab atas keputusan ini karena tidak menghentikan latihan meski kondisi tidak aman.

3. Pelatihan yang Tidak Memadai

Lionel juga di kritik karena di anggap tidak memberikan pelatihan yang cukup untuk menghadapi situasi darurat seperti ombak besar di laut.
Ia menyatakan bahwa latihan dilakukan dengan memperhatikan keselamatan dan sudah memberikan instruksi yang jelas kepada para anggota.

Lionel juga menyatakan bahwa cuaca saat itu terlihat aman dan tidak ada indikasi akan adanya ombak besar yang datang tiba-tiba.
Dalam pernyataannya, Lionel menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para korban dan berjanji untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam investigasi ini.

Ia menegaskan bahwa insiden ini adalah sebuah kecelakaan yang tidak terduga dan bukan karena kelalaian atau kesalahan yang di sengaja.
Tragedi ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan pihak berwenang.
Banyak yang mendesak agar ada langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat di pantai-pantai berbahaya di seluruh Jawa Timur.

Pemerintah daerah setempat berencana untuk memperketat regulasi terkait keselamatan di pantai.
Hal ini termasuk pemasangan lebih banyak tanda peringatan dan peningkatan pelatihan bagi penjaga pantai.

Tragedi di Pantai Ngliyep ini membuka kembali luka lama dan mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan pengawasan yang ketat di tempat-tempat wisata berbahaya.

Lionel Henry Nasution, meskipun kontroversial, adalah bagian dari kisah ini yang harus di usut tuntas demi keadilan bagi para korban.