oleh

Selain Aniaya Wanita, Anak Bos Toko Roti di Cakung Juga Hina “Korban Miskin dan Babu”

Infoberitadunia – GSH, pelaku penganiayaan terhadap wanita yang juga mantan karyawati toko roti Lindayes juga menghina korban DAD (19) dengan istilah ‘miskin’.

“Saya dikatain babu dan orang miskin, dia merendahkan saya dan keluarga. Dia (pelaku) juga sempat ngomong ‘orang miskin kayak lu ga bakal bisa masukin gua ke penjara’,” ucap korban DAD kepada VOI, Minggu, 15 Desember.

Korban DAD yang sudah bekerja selama 5 bulan di toko roti Lindayes itu menceritakan, kejadian penganiayaan itu terjadi di toko roti Lindayes Cakung pada tanggal 17 Oktober 2024 sekitar pukul 21.00 WIB.

“Posisinya saya sedang bekerja, hari itu saya shift hanya berdua, saya dan teman saya. Pada saat saya sedang bekerja, anaknya bos saya (pelaku) datang dari luar masuk ke dalam toko dan duduk di sofa,” ujarnya.

Beberapa menit kemudian, ada grab food datang membawa makanan (yang dipesan oleh pelaku). Kemudian pelaku meminta korban DAD untuk mengantarkan makanan yang dipesannya ke dalam kamar pribadinya.

“Dia nyuruh saya seperti menyuruh seorang babu. Padahal posisi saya sedang ngerjain kerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga. Saya tolak,” katanya.

Bahkan menurut korban DAD, perbuatan pelaku tersebut sebelumnya juga sudah pernah dilakukan terhadap dirinya. Korban sempat dilempar meja oleh pelaku.

Kemudian korban DAD, membuat perjanjian kepada adik pelaku jika dirinya tidak mau mengantar makanan untuk pelaku. Korban membuat perjanjian ketika dirinya dibujuk agar tidak resign oleh adik pelaku.

“Setelah saya tolak untuk antar makanan, si pelaku telpon ibunya (bos korban). Namun saya tetap tolak, di satu sisi saya takut, sakit hati karena pernah dikatain miskin dan babu,” katanya.

Korban menolak perintah pelaku karena di luar tugasnya, yakni sebagai pekerja toko roti di bagian kasir.

“Akhirnya setelah saya tolak berkali-kali dia marah dan melempar saya pakai patung batu, kursi, meja, mesin edisi. Dilakukan berkali-kali dan semua barang yang di lempar oleh si pelaku, semua kena tubuh saya,” paparnya.

Kemudian ayah pelaku menarik korban dan meminta korban untuk pulang. Namun ketika korban hendak mengambil tas dan handphone miliknya yang tertinggal di toko, pelaku justru kembali korban dengan kursi secara berkali-kali.

“Akhirnya saya kabur dan terpojok tidak bisa kemana-mana, posisi saya di ruangan banyak oven dan mesin kue di ruangan itu. Saya terus di lempari barang-barang. Endingnya saya di lempar pakai loyang kena kepala saya yang mengakibatkan luka sobek dan berdarah,” kata korban.

Setelah mengetahui korban terluka hingga berdarah, pelaku pun kabur.

“Tubuh saya penuh memar dan luka sobek di kepala bagian kiri,” ujarnya.

Usai kejadian pada 17 Oktober 2024, korban DAD melaporkan kejadian penganiayaan yang dialaminya itu ke Polres Metro Jakarta Timur. Korban juga sudah membuat visum atas luka yang didapatinya di IGD RS Polri.

“Visum sudah pada 18 Oktober di IGD RS Polri Kramat Jati. Hasil visum sudah dipegang oleh polisi,” ucapnya.

Korban berharap agar pihak Kepolisian segera menangkap dan menahan pelaku penganiayaan atas dirinya.

“Saya berharap ada keadilan buat saya, semoga polisi juga cepat tanganinya, bikin efek jera buat pelaku agar tidak ada lagi korban-korban selanjutnya,” kata.

Sebelumnya diberitakan, Polres Metro Jakarta Timur sudah meningkatkan status ke tahap penyidikan atas laporan mantan karyawati berinisial DAD (19) yang menjadi korban penganiayaan oleh anak pemilik toko roti Lindayes di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

“Kasusnya sudah naik ke tahap penyidikan sesuai hasil gelar perkara,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi, Minggu, 15 Desember, pagi