Infoberitadunia.com – Sebuah perbincangan panas muncul di media sosial setelah cuitan lama akun Chilli Pari mencuat kembali. Akun tersebut mengungkap bahwa Gibran Rakabuming, putra Presiden Jokowi, pernah menyebut dirinya bersekolah di Solo, bukan di Singapura sebagaimana diketahui publik sebelumnya. Hal ini pun ramai dibahas oleh warganet di platform X.
Dalam cuitan yang diunggah oleh pengguna akun @DokterTifa, ia menyebutkan bahwa Gibran sebenarnya menjalani pendidikan SMA di Solo. Pernyataan ini disandingkan dengan informasi bahwa Gibran sebelumnya diketahui bersekolah di Orchid Park Secondary School, Singapura. Kontroversi ini pun memancing pro dan kontra di kalangan netizen.
“Ngaku SMA di Solo, hahahaha. SMA-nya deket banget sama warung steak favorit dia. Cuma dua tahun aja di sana, gak naik kelas apa gimana? Tapi ngaku-ngaku di Singapura. Padahal SMA Swasta Solo, itu juga gak lulus,” tulis @DokterTifa dalam cuitannya.
Kontroversi ini didasari pada sebuah tangkapan layar dari cuitan lama akun @Chilli_Pari, yang diduga milik bisnis catering Gibran. Dalam tangkapan layar bertanggal 11 Mei 2019, seorang netizen memotret Gibran yang sedang makan di sebuah warung steak. Ketika ditanya apakah itu benar dirinya, akun tersebut mengonfirmasi, “Itu saya, langganan di situ dari SMA.”
- “Fufufafa gak tamat SMA? Aduh gimana ini.”
- “Fix, ini sudah tak terbantahkan, Fufufafa ya si Slamet.”
- “Seniornya ijazah palsu sarjana, yang ini malah SMA gak lulus. Kok makin aneh aja ya.”
Kontroversi ini pun memicu diskusi lebih luas terkait pendidikan figur publik, terutama mereka yang kini menjabat posisi penting di pemerintahan. Namun, hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Gibran terkait hal tersebut.
Mengapa Kontroversi Ini Viral?
Perbincangan soal pendidikan tokoh publik sering menjadi isu sensitif. Dalam kasus ini, klaim yang bertentangan antara pengakuan lama dan informasi resmi memancing rasa penasaran publik. Netizen dengan cepat menyebarkan tanggapan mereka, baik berupa kritik tajam maupun komentar satir.
Catatan Akhir
Meskipun isu ini viral di media sosial, penting untuk tetap mencari informasi valid dan mendalam sebelum membuat kesimpulan. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita diharapkan untuk tidak langsung termakan oleh berita yang belum tentu terkonfirmasi kebenarannya.