oleh

Tragedi di SDN Jayamukti: Bocah 9 Tahun Tutup Usia Akibat Bullying

-Viral-49 Dilihat

Subang, infoberitadunia – Dunia pendidikan kembali dikejutkan dengan insiden tragis yang menimpa ARO, seorang bocah berusia 9 tahun yang menjadi korban bullying di SDN Jayamukti, Kabupaten Subang. ARO, siswa kelas 3 SD, mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Ciereng pada Senin (25/11/2024) setelah enam hari berjuang melawan luka yang diduga akibat kekerasan dari kakak kelasnya.

Kronologi Peristiwa

Insiden ini bermula ketika ARO mengeluh sakit perut dan kepala, serta muntah-muntah selama dua hari. Kepada keluarganya, ARO sempat mengaku bahwa ia dijedotkan ke tembok dan ditendang oleh tiga kakak kelasnya berinisial M, D, dan O.

Pada Jumat (22/11/2024), kondisi ARO memburuk hingga harus dilarikan ke RSUD Ciereng. Setelah mendapatkan perawatan intensif selama enam hari, ARO meninggal dunia dengan diagnosa awal pendarahan otak yang diduga akibat benturan keras.

“Ini hari ke-6, kondisinya memang kritis, koma, dan sudah mati batang otak,” ujar Wadirut Pelayanan Medik RSUD Ciereng, Syamsu Riza, kepada media.

Penyelidikan dan Autopsi

Polisi segera turun tangan menyelidiki kasus ini. Jenazah ARO dibawa ke RS Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk dilakukan autopsi. Hasil autopsi akan menjadi penentu apakah kematian ARO disebabkan oleh kekerasan fisik atau faktor lain.

“Autopsi dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban,” ujar Kasat Reskrim Polres Subang, AKP Gilang Friyana.

Selain itu, pihak kepolisian juga telah memeriksa tiga orang saksi terkait kasus ini dan akan mendalami lebih lanjut bersama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Langkah Tegas Pemerintah Subang

Penjabat (PJ) Bupati Subang, Imran, menyatakan duka mendalam atas insiden ini dan mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala sekolah SDN Jayamukti. “Saya telah menonaktifkan kepala sekolah hingga pemeriksaan selesai. Ini bukti bahwa pemerintah Subang anti-bullying,” tegasnya.

Imran juga menegaskan pentingnya penegakan hukum dalam kasus ini dan berkomitmen untuk melakukan sosialisasi anti-bullying secara masif. Sebagai tindak lanjut, ia akan mengadakan apel di sekolah korban dengan mengumpulkan wali murid dan kepala sekolah untuk mencegah insiden serupa terulang.

Dampak dan Seruan Anti-Bullying

Tragedi ini memicu kemarahan publik dan menjadi pengingat keras tentang pentingnya pencegahan bullying di lingkungan sekolah. Sosialisasi dan advokasi anti-bullying harus ditingkatkan agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.